Pengiriman data dengan
menggunakan Protokol Bisynch
Alex Firdaus
Ilmu Komputer
Fakultas Pendidikan
Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan
Indonesia
Jalan Dr. Setiabudhi No.229
Bandung 40154 Jawa Barat – Indonesia
Abstrak ~ Protokol Sinkron Biner (Bisynch) adalah
protocol yang dikembangkan oleh IBM pada akhir tahun 1960. Bisynch merupakan
jenis protocol half-duplex point-to-point. Bisynch memungkinkan data seri untuk
dikirimkan dalam blok-blok, setiap blok diawali dengan sederetan bit
penyesuaian yang biasanya berupa karakter ASCII SYN.
Kata kunci: Bisynch, protocol, half-duplex,
point-to-point, pengiriman data.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Pengiriman data pada dasarnya tidak
dikirimkan secara langsung sebesar data itu sendiri, melainkan data terlebih
dahulu akan dibagi menjadi suatu blok-blok yang lebih kecil. Untuk melakukan
pengiriman ada banyak protocol yang dapat dipakai, tetapi untuk saat ini saya
akan mengulas pengiriman data yang menggunakan Protokol Sinkron Biner (Bisynch). Protocol yang
menjadi cikal bakal protocol-protokol lainya yang lebih canggih dan sesuai
dengan kebutuhan. Bisync adalah protokol yang berhasil mengatasi masalah dalam
kompleksitas framing pesan.
1.2. Rumusan
Masalah
Pengiriman data yang dilakukan per
blok tentu tidak begitu saja dikirimkan, pengiriman memerlukan aturan-aturan
yang ada dalam suatu protocol. Untuk itu protocol Bisynch dikembangkan. Bisynch hanya dapat digunakan untuk operasi
sinkron secara Half-Duplex pada rangkaian titik-ke-titik atau Multi-drop
menggunakan dua atau empat kawat.
1.3. Lingkup
Permasalahan
Pada
jurnal ini penulis akan mengulas pengiriman data yang menggunakan Protokol Sinkron Biner (Bisynch).
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan daripada jurnal ini ialah untuk mengtahui
bagaiman peran protocol Bisynch dalam pengiriman data.
1.5. Metode
Penelitian
Dalam jurnal ini
pendekatan pembahasan yang digunakan ialah Bagaimana proses framing
pada kasus ini.
II. LANDASAN TEORI
Protokol Sinkron Biner (Bisynch)
memungkinkan data seri untuk dikirimkan dalam blok-blok, setiap blok diawali
dengan sederetan bit penyesuaian yang biasanya berupa karakter ASCII SYN. Bisynch
hanya dapat digunakan untuk operasi sinkron secara Half-Duplex pada rangkaian
titik-ke-titik atau Multi-drop menggunakan dua atau empat kawat. Karakter SYN
digunakan oleh penerima untuk mendapatkan karakter sinkronisa-si, setelah
mendapatkan karakter tersebut sisa data yang diterima merupakan data dengan
karakter terdiri dari 8 bit. Setelah
satu blok diterima, penerima akan memberitahu pengirim bahwa data telah
diterima dengan atau tanpa kesalahan. Jika
tanpa kesalahan, penerima mengirim ACK. Jika dengan kesalahan, penerima
mengirim NAK. Jika yang dikirim adalah NAK, maka pengirim akan mengulang blok
data yang dengan tanda NAK tersebut.
1.
Konfigurasi
Protokol Bisynch
Konfigurasi
Protokol Bysynch
Format protokol Bisynch ditunjukan pada gambar
di atas. Dua karakter SYN diikuti karakter Start-Of-Header (SOH) dan diikuti
Headernya. Header ini mungkin diikuti oleh karakter End-Of-Header (EOH) sebelum
karakter Start-Of-Text (STX) yang menunjukkan awal dari pesan yang
sesungguhnya. Akhir dari pesan yang dikirim ditandai dengan karakter
End-Of-Transmission-Block (ETB), atau End-Of-Text (EOT) jika blok tersebut merupakan
blok terakhir. Header tidak selalu muncul tetapi jika muncul bagian ini berisi
sejumlah informasi antara lain station kendali dan prioritasnya. Setiap blok
data, kecuali blok terakhir, diakhiri dengan karakter End-Of-Transmission-Block
(ETB), tetapi blok terakhir diakhiri karakter End-Of-Text (ETX). Setiap
karakter diperiksa untuk mengeta-hui ada tidaknya kesalahan dan setelah sati
blok selesai dikirimkan karakter Block-Check (BCC). Akhir pengiriman ditandai
dengan karakter End-Of-Transmission (EOT). Jika sebuah blok data diterima tanpa
kesalahan, station penerima akan mengirimkan karakter ACK0 dan ACK1 secara
bergantian untuk meyakinkan bahwa setiap Acknowledgement sesuai dengan blok
data yang baru saja dikirimkan. ACK = DLE. DLE adalah Data Link Character. Jika terdapat
kesalahan, dikirimkan NAK (Negative Acknowledgement) kestation pengirim, yang
berarti bahwa pengirim harus mengirim ulang blok yang baru saja dikirimkan.
2.
Contoh-contoh Protokol Bisynch.
a.
Pada sambungan titik-ke-titk, station pengendali
mengirimkan ENQ yang apabila diterima oleh station penerima, station ini
mengirim ACK0. Pada saat karakter ACK diterima oleh station pengirim, station
ini akan mengirimkan data yang mempunyai panjang dua blok. Setiap blok diterima
tanpa ada kesalahan dan statiun penerima akan mengirimkan ACK1 diikuti dengan
ACK0. Lihat gambar berikut :
Konfigurasi Protokol
b.
Blok Data 1 berisi kesalahan sehingga station
penerima mengirimkan NAK ke pengirim. Blok pertama ini oleh pengirim akan
dikirim kembali tanpa kesalahan, sehingga penerima akan mengirimkan ACK1.
Sekarang pengirim boleh mengirim blok data 2.
Konfigurasi Protokol
c. Blok Data 1
berisi kesalahan sehingga station penerima mengirimkan NAK ke pengirim. Blok
pertama ini oleh pengirim akan dikirim kembali tanpa kesalahan, sehingga
penerima akan mengirimkan ACK1. Sekarang pengirim boleh mengirim blok data 2.
Konfigurasi Protokol
3.
Kerugian
Protokol Bisynch dan cara mengatasi
Dalam sistem Automatic Repeat Request (ARQ) dasar
seperti di atas, station pengirim mengirim-kan sebuah blok data dan menunggu
tanda bahwa blok tersebut telah doterima dengan benar. Dalam sistem yang lebih
rumit, sejumlah blok dapat dikirimkan tanpa harus menunggu Acknowledge-ment.
Jika station penerima menerima blok yang berisi kesalahan, station ini akan
mengirimkan karakter NAK, dan pada saat yang sama, akan mengabaikan blok-blok
berikutnya sampai blok yang berisi kesalahan tadi telah diterima kembali dengan
benar. Jika karakter NAK diterima oleh station pengirim, station ini akan
mengirimkan kembali blok yang berisi kesalahan serta blok-blok lain yang
mengikutinya. Prinsip dasar dari sistem ARQ tersaji pada gambar berikut :
Sistem ARQ
Prosedur yang dijelaskan di atas adalah cara yang digunakan oleh IBM dan perusahaan
lan dapat menggunakan sedikit modifikasi atas versi Bisynch ini. Protokol
Bisynch mempunyai dua kerugian :
a. Adanya keharusan
bagi setiap blok untuk diacknowledge sebelum blok berikutnya dikirim berarti
protokol ini bekerja secara half-duplex sehingga mengurangi throughput system
b. Karakter DLE
harus digunakan untuk memberikan tingkat transparansi pesan yang diinginkan.
Sehingga bentuknya menjadi sbb :
DLE
Kerugian-kerugian
di atas dapat diatasi dengan menggunakan protokol seperti High-level Data-Link
Control (HDLC), Synchronous Data-Link Control (SDLC) dan X25 dari ITU-T. HDLC
adalah protokol dari ISO (International Standard Organization) dan SDLC
merupakan salah satu versinya dan kedua protokol dianggap sama kecuali jika
memerlukan perhatian khusus. X25 merupakan versi lain dari HDLC yang digunakan
untuk dapat mengakses jaringan Packed-Switched.
IV. Penutup
Kesimpulan:
a. Protokol ini
memiliki kerugian, salah satunya mengurangi throughput.
b. Protocol ini tidak
cocok dengan operasi tak sinkron atau fullduplex.
DAFTAR PUSTAKA
[1] D C Green, komunikasi data, yogyakarta, Indonesia: Andi, 1996.